Selasa, 13 Mei 2014

HARI PENDIDIKAN NASIONAL (HARDIKNAS)





Hari pendidikan nasional adalah hari dari jati diri bangsa dimana hari pendidikan bisa menggambarkan atau ruh dari bangsa kita, bangsa yang besar adalah bangsa yang peduli akan pendidikan, dan pendidikan adalah modal awal dari perkembangkan bangsa.
Berbicara tentang pendidikan pasti kita mengenal sosok tentang Ki Hajar Dewantara,dengan itu kali ini kami akan mengupas tentang perjalanan Ki Hajar Dewantara  dan Hari pendidikan nasional nya Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Pendidikan Nasional Dipandangan Ki Hajar Dewantara.
Dari di sinilah kita, siap sedia memberi korban yang sesuci-sucinya… sungguh, korban dengan ragamu sendiri adalah korban yang paling ringan… memang awan tebal dan hitam menggantung di atas kita. (Ki Hadjar Dewantara).
Siapa yang gak kenal sosok tokoh pendidikan Bapak Ki Hadjar Dewantara, tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia. Ki Hadjar pun aktif menjadi pengurus Boedi Oetomo dan Sarikat Islam. Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yang sangat poluler di kalangan masyarakat adalah Ing Ngarso Sun TulodoIng Madyo Mbangun KarsoTut Wuri Handayani. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi bawahan atau anak buahnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah kata suri tauladan. Sebagai seorang pemimpin atau komandan harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar dapat menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya. Sama halnya dengan Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Karena itu seorang pemimpin juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungan tugasnya dengan menciptakan suasana kerja yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan kerja. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang komandan atau pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.

Memaknai Hari Pendidikan Nasional

Tanggal 2 mei bangsa Indonesia memperingati hari pendidikan nasional. Tanggal 2 mei dijadikan sebagai hari lahirnya pendidikan di Indoensia diambil dari hari lahir salah satu tokoh perjuangan pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi dan mendedikasikan dirinya untuk pedidikan, di kala itu tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan institusi pendidikan yang bernama Sekolah kerakyatan di Yogyakarta.
Sebuah perjuangan yang mulia dan juga tidak mudah. Waktu itu bangsa Indonesia masih dilanda kebodohan, keterbelakangan akibat penjajahan belanda. Pergerakan memajukan pendidikan telah mempersiapkan putra-putra bangsa yang siap berjuang untuk Indonesia menuju kemerdekaan.
Hasilnya pun terbukti, kita sekarang sudah merdeka. Namun apakah semangat perjuangan dari para pahlawan pendidikan kita terdahulu masih tejaga hingga saat ini.
Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia, belum membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Bahkan Indonesia masih tergolong negera yang masih berkembang, kualitas pendidikan masih kalah tertinggal oleh negara jiran seperti Malaysia dan Singapura. Padahal kita tahu sendiri bahwa bangsa kita sudah lebih dahulu merdeka, yang lebih hebatnya lagi di tahun 1970 para putra bangsa Indonesia menjadi guru dan pengajar di Malaysia.
Kenapa kita jadi tertinggal ?, atau bahkan mungkin pendidikan kita berjalan ditempat ?, atau lebih parahnya lagi kualitas pendidikan kita saat ini menurun ?. Entahlah, yang pasti kita belum merasakan kualitas seluruh sumber daya manusia Indonesia saat ini mampu bersaing dengan bangsa-bangsa di Dunia ini.
Yang terjadi sekarang justru masih banyak rakyat miskin, tidak mempunyai keahlian, pengangguran dimana-mana. Apa yang salah dengan bangsa ini ?. Padahal sekarang sekolah sudah lebih banyak dari pada zaman kita belum merdeka.
Semoga saja pada peringatan hari Pendidikan Nasional tahun ini, dijadikan sebagai tonggak perubahan ke arah yang lebih baik, Menjadi bangsa yang pintar dan bermatabat, yang akan membawa kepada kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia.

ARTIKEL HARI KARTINI


Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini, (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Habis Gelap Terbitlah Terang
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat.
Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Kartini & Suami
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang
Kartini2
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

Jumat, 25 April 2014

Bob Marley



 Robert Nesta Marley"Bob" Marley (lahir di Nine Mile, Saint Ann, Jamaika, 6 Februari 1945 – meninggal di Miami, Florida, Amerika Serikat 11 Mei 1981 pada umur 36 tahun) adalah seorang penyanyi, pencipta lagu, dan musisi Reggae berkebangsaan Jamaika. Bob Marley sampai saat ini dikenal di seluruh dunia sebagai musisi reggae yang paling tersohor dalam dunia musik reggae. Dia diakui perannya dalam memopulerkan dan menyebarkan musik Jamaika dan Gerakan Rastafari ke seluruh dunia.

Biografi
Bob Marley menikahi Rita Marley pada Februari 1966. Dan Rita-lah yang memperkenalkan Bob pada Rastafarianism. Pada tahun 1969, Bob, Tosh dan Livingston secara penuh telah memeluk Rastafarianism, yang sangat memengaruhi musik mereka dan reggae pada umumnya. ama empat tahun terakhir.
Bob Marley mengawali karirnya dengan the Wailers, grup yang dia bentuk bersama Peter Tosh dan Bunny Livingston pada tahun 1963.
The Wailers berkolaborasi dengan Lee Scratch Perry, menghasilkan hit-hit unggulan seperti Soul Rebel, Duppy Conquerer, 400 Years dan Small Axe. Kolaborasi tersebut berakhir pahit karena Perry menjualnya di Inggris tanpa persetujuan the Wailers. Namun peristiwa tersebut berbuah manis, Chris Blackwell, pemilik Island Records mengontrak the Wailers dan memproduseri album mereka CATCH A FIRE dan BURNIN.
Pada tahun 1976, Bob Marley hijrah ke Inggris. Kreatifitasnya tak mereda, EXODUS berhasil nangkring di British charts selama 56 minggu. Kesuksesan ini diikuti album berikutnya, yaitu KAYA. Kesuksesan tersebut mampu mengantarkan musik reggae ke dunia barat untuk pertama kalinya.
Pada tahun 1977, Bob Marley divonis terkena kanker kulit, namun disembunyikan dari publik. Bob Marley kembali ke Jamaica tahun 1978, dan mengeluarkan SURVIVAL pada tahun 1979 diikuti oleh kesuksesan tur keliling Eropa.
Bob Marley melakukan 2 pertunjukan di Madison Square Garden dalam rangka merengkuh warga kulit hitam di Amerika Serikat. Namun pada tanggal 21 September 1980, Bob Marley pingsan saat jogging di NYC's Central Park. Kankernya telah menyebar sampai otak, paru-paru dan lambung. Penyanyi reggae inipun akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di Miami Hospital pada 11 Mei 1981 di usia 36 tahun, dengan meninggalkan seorang istri dan 5 orang anak.

Album studio

Bersama The wailers

Bersama Bob Marley & The Wailers

 Thx for look thiss blog :))